Saturday, December 15, 2007

Affiq Punya Adik

Mama hamil anak kedua sewaktu Affiq berumur 5 tahun. Saat ‘sosialisasi pertama’ pada Affiq, mama dan papa menginformasikan tentang kehadiran janin di perut mama yang sudah mulai membuncit. Inilah komentar Affiq waktu itu: “Mama makan bayi?”. “Tidak Nak Tuhan yang taruh adik di perut Mama”. Tetapi Affiq yang belum memahami konsep ‘hamil’ terus melantunkan kalimat ini berulang kali, “Mama makan bayi ...”.

Affiq ikut menginap di rumah bersalin. Saat lato’nya (kakek, bahasa Bugis) mengajak pulang, ia malah berujar, “Ato’ saja yang pulang, ambilkan saya baju ganti dan handuk. Saya mau bobo di sini”.

Maka kewaspadaan pun ditingkatkan. Sejak itu Affiq seperti mendapat barang baru yang dengannya ia antusias bereksplorasi dan bereksperimen. Melompat-lompat di sekitar sang adik yang ia sapa “Bayi”, mencoba menggendong, hingga mencoba menyusuinya.

Tiba-tiba suatu hari ia bertanya, “Mama, saya tidak lihat waktu Athifah lahir. Dia keluar dari mana?”. Mama gelagapan. Kata papa, bilang saja “Dari antara 2 ibu jari kaki”. Tetapi rupanya Affiq punya jawaban sendiri. Ia berkata, “Athifah keluar dari pantat, Mama?” ...

Suatu saat, mungkin karena merasa sudah cukup besar untuk menggendong Athifah, ia bertanya, “Mama, kapan Saya bisa menggendong Athifah?”. Mama berpikir cukup panjang sebelum menjawab: “Nanti Nak, saat usiamu 20 tahun!”. Affiq tidak protes. Ia belum tahu bilamana saat itu tiba, walaupun dipaksa ia pasti tidak akan mau menggendong Athifah karena saat (insya Allah) ia berusia 20 tahun, Athifah berusia 15 tahun!

Desember 2007

No comments: