Saturday, December 15, 2007

Saat Indah Berbagi Kasih Dengan Si Buah Hati

Seperti biasa, tidak ada puasnya saya ciumi Athifah. Bau khasnya di saat belum mandi seperti ini … mmm nikmat sekali merasuki penciuman saya. “Mandi, Nak” kata saya. Ia menatap saya seraya memegang celananya, “Pipis” katanya. Athifah sangat menikmati acara mandinya. Usai mandi dan berpakaian, kembali saya memuaskan indera penciuman saya … mmm … tak kalah nikmatnya dengan bau yang tadi hanya bedanya kali ini bau khasnya telah berbaur dengan wangi minyak telon dan aroma sweet floral dari cologne gel salah satu produk. “Nenen, Nak”, ajak saya. “Nenen”, ulangnya dengan mata berbinar.

Seperti biasa, kami menikmati prosesi menyusui ini. Saya baringkan ia, menyodorkan puting ke arahnya, dan ia menyambutnya dengan lahap. Bibir saya pun mengalunkan syahadat, salawat, al-Fatihah, dan ayat kursi, ‘kidung resmi’ saya sejak pertama kali menyusuinya.

Tidak terasa usianya sudah setahun. Masih jelas dalam ingatan saya saat pertama Athifah menyusu dengan lahap, beberapa menit setelah kelahirannya. Athifah membuktikan pernyataan yang pernah saya baca bahwa bayi yang baru lahir jika tidak lebih dari sejam sejak kelahirannya disusui maka refleks mengisap yang sudah terjadi sejak masih dalam kandungan akan dengan cepat ia lakukan sehingga ia bisa menyusu dengan baik. Saat itu setelah menolak tawaran susu formula dari bidan - masih dalam ruang bersalin, beberapa saat setelah kelahirannya ia sudah mampu menyusu dengan lahap, begitu pun sampai beberapa hari setelahnya hingga tiba saatnya kami pulang ke rumah.

Siang hari, Affiq si sulung berusia 6 tahun pulang sekolah. Athifah dibangunkan oleh lengking suara kakaknya yang melongok ke dalam kamar. “Tata”, katanya dengan ekspresi ceria.

No comments: