Friday, April 10, 2009

BUKAN TERANG BULAN

Di Makassar, jajanan ini disebut ‘Terang Bulan’. Di Jawa dan Sumatera, namanya ‘Martabak Manis’. Di zaman sekarang, di mana beragam jajanan melimpah di mana-mana hingga di pelosok-pelosok lorong, varian jajanan ini ada, dijajakan dengan bersepeda oleh penjualnya dengan bentuk yang sangat sederhana, berbentuk lingkaran dilipat dua kali, tipis, dan kecil dengan isian meises coklat di tengahnya. Dijual seharga Rp. 500.
Affiq (7 tahun) termasuk salah seorang penggemarnya. Suatu sore yang cerah di bulan Desember 2008, ia berhasil membujuk Ato’ (kakek)-nya membelikan jajanan ini. Bersama Athifah, dengan ditemani Ato’, ia melahap jajanan ini. “Enak terang bulan ini Ato’ di’, saya suka”. Ato’ menyahut, “Bukan terang bulan ini namanya. Ini kan masih sore, belum malam. Ini namanya ‘Terang Matahari’ ”, Ato’ kumat isengnya.
Affiq kelihatan berpikir menanggapi perkataan lato’-nya. Ia pun manggut-manggut mengerti. Mulai saat itu kosa kata untuk jajanan tersebut baginya adalah ‘Terang Matahari’.
Desember 2008

No comments: